Dalam politik, kepastian adalah ketidakpastian itu sendiri. Sebelum didaftarkan ke KPUD, memang para calon kepala daerah ini baiknya tidak terlalu bersemangat, hegemoni juga tidak baik dilakukan oleh para pendukungnya.
Karena dinamika politik itu berjalan sangat cepat dan tidak bisa diprediksi.
Satu langkah salah, maka akan membuyarkan segala hal yang sudah kita skenariokan.
Dari sini, saya paham mengapa sering disebut percaturan politik. Karena kalau kita main catur, langkah yang kita lakukan adalah merespons langkah atau gerakan lawan.
Tidak bisa kita berstrategi untuk menang dari sejak langkah pertama.
Catur sangat membutuhkan kesabaran, strategi, dan respons yang tepat terhadap langkah lawan selanjutnya. Ini yang saya kira terjadi di pilkada Lampung Tengah.
Ada beberapa daerah seperti di Tasikmalaya, surat tugas diberikan ke siapa, surat keputusan untuk mendaftarkan pasangan ke KPU (B1 KWK) dikeluarkan untuk nama yang lain.
Karena mahfumnya, ada tiga surat tugas yang biasa dikeluarkan partai politik selama proses sebelum pemilihan kepala daerah.
Yang pertama biasanya adalah surat tugas. Surat tugas ini biasanya memiliki jeda waktu, dan ada tugas yang diberikan kepada orang tersebut.
Tahap kedua adalah surat rekomendasi. Surat rekomendasi diberikan sudah sepaket atau berpasang-pasangan.
Tapi ada juga yang tidak mendapatkan surat tugas, tapi langsung mendapatkan surat rekomendasi.
Biasanya ini terjadi jika yang diberikan surat tugas gagal memenuhi tugasnya, atau memang kebijakan partai yang tidak mengeluarkan surat tersebut.
Tidak hanya itu saja, Musa Ahmad juga tengah diterpa masalah rumah tangga yang menyebabkan Mardiana melaporkan Musa Ahmad ke DPP Partai Golkar.
Bahkan keduanya sampai dipanggil ke DPP untuk mengklarifikasi hal tersebut. Karena banyak yang menyayangkan, saat susah, terpuruk, bahkan saat Musa Ahmad mencalonkan diri dan kalah, Mardiana lah yang banyak berjasa dan menemani Musa Ahmad.
Tapi kini, setelah menikmati empuknya kursi kepala daerah, justru Mardiana diceraikan.
Saya tidak tahu statusnya seperti apa, tapi ada seorang perempuan yang mengaku dokter, dan keliling kemana-mana memperkenalkan diri sebagai istri Musa Ahmad.
Apakah mungkin karena hal ini sehingga Mardiana diceraikan, saya tidak tahu (karena itu urusan pribadi masing-masing lah ya).
Yang jelas, banyaknya laporan dan informasi negatif ini, membuat posisi Musa Ahmad sebenarnya tidak terlalu bagus di mata masyarakat Lampung Tengah.
Tapi, Ardito Wijaya juga tidak terlalu istimewa. Kemampuannya dalam memanage persoalan dan Ardito itu tidak tahu mana orang yang benar-benar bermutu dan mana orang yang hanya memanfaatkan posisinya.
Ardito harus dengar pesan ini, lebih baik musuh yang kritis daripada teman yang hipokrit.
Kalau kita mundur sedikit, kegagalan Ardito mengambil kursi Ketua KNPI Lampung saat itu, menunjukkan kemampuan diplomasinya yang kurang baik.
Padahal saat itu, Ardito adalah anak walikota, uang banyak, jaringan luas. Ambil kursi KNPI saja gagal, ini lebih berat lagi harus mengambil surat rekomendasi partai politik.
Baiknya Ardito banyak belajar cara diplomasi dan harus pintar memfilter mana lawan yang kritis (konotasinya positip) dan mana kawan yang hipokrit. Selip-selip, tumbang nanti.
Kasus pilkada Lampung Tengah ini memberikan cerminan kedua, apakah Ardito mampu berdiplomasi dengan baik sehingga mendapatkan perahu untuk berlayar melawan Musa Ahmad.
O iya, maaf karena keenakan nulis, jadi lupa ke topik utama.
Tapi yang jelas, tanda-tanda partai yang sudah mengeluarkan surat rekomendasi kepada Musa Ahmad, ada kemungkinan akan dicabut.
Kasus pilkada Lampung Tengah ini memberikan cerminan kedua, apakah Ardito mampu berdiplomasi dengan baik sehingga mendapatkan perahu untuk berlayar melawan Musa Ahmad.
O iya, maaf karena keenakan nulis, jadi lupa ke topik utama.
Tapi yang jelas, tanda-tanda partai yang sudah mengeluarkan surat rekomendasi kepada Musa Ahmad, ada kemungkinan akan dicabut.
Saya tidak akan menyampaikan alasan utamanya secara gamblang, tapi yang jelas posisi Musa Ahmad yang banyak disebut-sebut dalam pusaran masalah, perlu dicermati dengan baik.
Bukan tidak mungkin yang akan berlayar adalah Ardito Wijaya-Ahsan As`ad Said.
Kita lihat dinamika politik seminggu ke depan ya. Ini cuma analisis dan prediksi saya, jangan baperan, jangan marah-marah, nanti asam lambung naik.
Anggap saja tulisan ini hanya pepesan kosong belaka, tapi kalau kejadian, setidaknya saya sudah memperingatkan.
Peringatannya, Musa Ahmad kerja keras mempertahankan, Ardito Wijaya kerja keras untuk mewujudkan.